Senin, 10 Mei 2010

SANGKAKALA KE EMPAT















A. SANGKAKALA KE EMPAT


Untuk kita mengetahu tentang sangkakala yang keempat perlu kita ketahui dari pengertian sangkakala pertama, karena satu sampai empat berkaitan. Dalam Wahyu 8:1-11:19 menyatakan, setelah pembukaan ketujuh Meterai, langsung disusul dengan peristiwa peniupan sangkakala. Kita dapat membayangkan betapa mengerikan keadaan yang terjadi pada saat itu, sebab dengan ditiupnya ketujuh sangkakala, malapetaka yang ditimbulkannya yang sangat luar biasa, kini disusul dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang lebih dahsyat terhadap langit dan bumi yang ditimbulkan akibat peniupan sangkakala. Peniupan Sangkakala Pertama. Wahyu 8:7. "Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es dan api, bercampur darah dan semuanya itu dilemparkan ke bumi, maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon hangus dan seluruh rumput-rumputan hijau." Sangkakala pertama adalah penghukuman terhadap bumi. Bumi dihujani dengan es, api dan darah yang mengakibatkan seperti dari bumi dan pohon-pohon terbakar, termasuk seluruh rumput hijau. Kita perlu Perhatikanlah bahwa Peniupan sangkakala ini baru dilaksanakan setelah Gereja Yang Sempurna (Mempelai Kristus) dimeteraikan (Wahyu 7:1-3). Dengan demikian walaupun akibat yang ditimbulkan dengan ditiupnya sangkakala ketujuh ini begitu hebat, yaitu kelaparan, penyakit dan berbagai peristiwa lainnya. Gereja Yang Sempurna (Mempelai Kristus) tidak akan alami dampaknya, ingat peristiwa bangsa Israel di Mesir (Keluaran 9:13-26; Mazmur 18:13; Yoel 2:30).

Adapun Peniupan Sangkakala Kedua. Wahyu 8:8-9. "Lalu Malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal." Peniupan sangkakala kedua adalah penghukuman terhadap laut. Laut dijatuhi oleh sesuatu yang mirip dengan gunung besar yang menyala-nyala oleh api. Akibatnya yang ditimbulkannya adalah: Sepertiga makhluk hidup yang ada di laut mati, karena laut menjadi darah. Bahkan dampak yang ditimbulkan bukan saja kepada sepertiga makhluk hidup yang barada di laut, tetapi juga sepertiga kapal-kapal yang berada di laut (Keluaran 7:20; Mazmur 105:29; Zefanya 1:3). Dalam buku Tafsiran Kitab Wahyu, karya Pdt. A.H. Mandey halaman 189 peristiwa ini juga merupakan nubuatan yang akan terjadi secara rohani. Gunung Besar yang jatuh ke laut tidak lain adalah gereja palsu di mana ia akan mencemari seluruh umat manusia yang digambarkan dengan lautan (Wahyu 17:15). Akibatnya kehadiran gereja palsu tersebut adalah kematian .

Sedangkan Peniupan Sangkakala Ketiga. Wahyu 8:10-11. "Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit." Peniupan sangkakala ketiga adalah penghukuman kepada sungai dan mata air, akibat jatuhnya sebuah bintang yang bernama Apsint Dalam kitab Wahyu 1:20 - Gembala gereja digambarkan bintang di dalam tangan Tuhan. Bintang Apsintus ini nyalanya demikian besar, seperti obor. Dengan demikian bintang ini menggambarkan seorang hamba Tuhan yang besar, dipakai Tuhan dengan luar biasa sebagai terang di tengah dunia. Tetapi hamba Tuhan ini jatuh, sehingga ia dicampakkan. Ingat peristiwa pencampakkan Lucifer (Yesaya 14:12-15) dan Yudas (Kisah 1:18-20). Jatuhnya bintang yang besar ini adalah merupakan peristiwa kejatuhan seorang hamba Tuhan yang besar, diurapi dan dipakai Tuhan. Akibat kejatuhannya ia menjadi pelawan atau anti terhadap Kristus yang kita kenal dengan istilah "Antikristus. Namun yang paling mengerikan adalah pengaruh kejatuhan bintang apsintus tersebut membuat seperti sungai dan mata-mata air menjadi turut pahit, sehingga orang yang menjadi korban air pahit itu sangat banyak. Sungai dan mata-mata air dalam artian rohani adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 7:37-38). Betapa pentingnya kita menjaga hati kita, agar hati kita terpelihara dari roh kepahitan.

Peniupan Sangkakala Keempat. Wahyu 8:12-13. "Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakala dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikianlah juga malam hari. Lalu aku melihat, aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: 'Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya. Peniupan sangkakala keempat adalah penghukuman terhadap matahari, bulan dan bintang yang mengakibatkan berkurangnya sepertiga dari cahaya/sinar matahari, bulan dan bintang. Kalau peristiwa ini kita hubungkan dengan: Injil Lukas 21:25. Nubuatan Yesus bahwa menjelang kedatanganNya kedua kali, akan disertai dengan tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan tidak sedikit yang mati karena ketakutan. Jikalau kita bandingkan lagi dengan Matius 27:25. Pada saat Yesus disalibkan di bukit Golgota, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menghukum sepertiga bagian dari Trinitas Allah, yaitu Yesus sebagai Allah Anak.

Sangkakala keeempat dari tujuh sangkakala mengakibatkan matahari dan bulan menjadi gelap (Wahyu 8:12). Sangkakala kelimat mengakibatkan wabah “belalang setan” yang menyerang dan menyiksa umat manusia (Wahyu 9:1-11). Sangkakala keenam melepaskan tentara setan yang membunuh sepertiga umat manusia (Wahyu 9:12-21).sangkakala ketujuh memanggil ketujuh malaikat dengan ketujuh cawan murka Allah (Wahyu 11:15-19; 15:1-8). Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.


B. PENYEBAB TERJADINYA


Hal ini tentunya merupakan balasan yang Allah lakukan bagi orang-orang yang tidak mau percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib untuk keselamatan umat manusia. Sengsara yang Yesus alami di Salib Golgota adalah keselamatan bagi yang mau menerimanya, tetapi penghukuman bagi yang menolak. Selain penghukuman terhadap matahari, bulan dan bintang-bintang, pada peniupan sangkakala yang keempat diikuti pula dengan peristiwa lainnya yaitu yang dicatat dalam Wahyu 8:13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar yang besar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain yang masih akan meniup sangkakalanya."

C. AKIBATNYA

Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (Wahyu 7:2-3) Allah akan memeteraikan hamab-hamba-Nya di dahi mereka. Mengapa Dia memeteraikan mereka? Kita temukan alasannya pada dua bab kemudian: "Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusahkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. (Wahyu 9:4) Tujuan meterai Allah adalah untuk perlindungan. Jika saudara telah dimeteraikan oleh Allah pada dahi saudara, tidak ada cara bagi setan atau binatang itu ataupun orang lain untuk menghapuskannya dan menggantikannya dengan tanda binatang. Saya menyarankan orang-orang kristen untuk berhenti mencemaskan tentang tanda binatang. Seharusnya mereka lebih memusatkan perhartiannya untuk menjadi hamba Allah, dengan maksud untuk menerima meterai Allah dan sekaligus juga perlindungan Ilahi dari dia untuk melalui hari-hari yang bergejolak yang ada di muka. Karena perlindungan-Nya kita tidak akan merasa takut, akan tetapi memiliki kedamaian yang sejati. Adapun peristiwa Lain Pada Peniupan Sangkakala Keempat. Wahyu 12:1-6. Dalam peristiwa peniupan sangkakala keempat, akan terjadi beberapa peristiwa lainnya yang sangat penting untuk kita pelajari dan perhatikan sebelum kita membahas peniupan Sangkakala Kelima, Keenam dan Ketujuh. Secara beruntun peristiwa yang akan terjadi adalah sebagai berikut:


A. Gereja Sempurna Dalam Persiapan Untuk Melahirkan (Wahyu 12:1-2).

"Maka tampaklah suatu tanda besar di langit Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulah di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan." Gereja Yang Sempurna yang digambarkan dengan gambaran seorang perempuan, yang berselubung matahari, bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dua belas bintang di kepalanya, sedang bersiap untuk melahirkan. Kita sudah mempelajari dalam bahasan sebelumnya bahwa saat pernikahan antara Kristus dengan Gereja Yang Sempurna sudah terjadi, yaitu pada saat dibukanya meterai ketujuh dalam(Wahyu8:1-5)
B. Iblis Berusaha Memangsa Anak Laki-laki (Wahyu 12:3-4)

"Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit dan lihatlah, seekor naga merah bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dan bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi." Jadi Sangkakala keempat dari tujuh sangkakala mengakibatkan matahari dan bulan menjadi gelap (Wahyu 8:12). Sangkakala kelimat mengakibatkan wabah “belalang setan” yang menyerang dan menyiksa umat manusia (Wahyu 9:1-11). Sangkakala keenam melepaskan tentara setan yang membunuh sepertiga umat manusia (Wahyu 9:12-21). Sangkakala ketujuh memanggil ketujuh malaikat dengan ketujuh cawan murka Allah (Wahyu 11:15-19; 15:1-8).


[1] Pdt. A.H. Mandey, Tafsiran Kitab Wahyu, (Yogyakarta, 1996) halaman 189

Tidak ada komentar:

Posting Komentar