Rabu, 28 April 2010

Mengetahui Apa Yang Harus Diminta













Mengetahui Apa Yang Harus Dimint
A


markus 10:51


Seandainya anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan satu permintaan yang pasti dikabulkan, apa yang akan anda minta? Kita bisa pusing tujuh keliling untuk menentukan satu permintaan. Mungkin kita akan berharap permintaan jangan hanya satu, tapi tiga, tapi ketika dikasih tiga kita pun akan kembali bingung karena ingin lebih. Seandainya diberi 10, apakah menjadi lebih mudah? Tidak juga. Kita selalu punya daftar permintaan, atau wish list yang panjang, yang seringkali kita bawa ke dalam doa kita setiap hari. Melihat teman pakai BlackBerry, kita pun ingin memilikinya. Melihat tetangga punya mobil baru, kita pun ingin sama. Seperti itulah kita dan kebutuhan kita dalam hidup yang tidak akan pernah ada habisnya.

Tidak salah memang meminta kepada Tuhan, tapi seringkali kita terlalu fokus kepada kebutuhan duniawi yang instan ketimbang kebutuhan yang lebih penting. Kita akan lebih suka meminta kekayaan, mobil, hp baru, rumah dan sebagainya ketimbang minta diberkati dalam pekerjaan supaya berhasil. Kita akan lebih mudah meminta kesembuhan setelah sakit ketimbang komitmen untuk secara rutin berolahraga dan menjaga kesehatan sejak dini. Kita berdoa minta kelulusan tapi lupa meminta hikmat Tuhan turun atas kita ketika sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Kita selalu boleh datang kepada Tuhan untuk meminta sesuatu, tapi alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu apa yang harus kita minta. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Ada kalanya Dia tidak mengabulkan permintaan itu, dan itu bukan karena Tuhan pilih kasih, berat sebelah atau menutup telingaNya dari kita. Bukan karena tidak peduli tapi justru karena Dia sayang kepada kita. Terkadang kita tidak tahu bahwa yang kita minta bisa membawa kita ke dalam kejatuhan. Kita hanya melihat kulit luarnya yang nikmat, sedangkan isinya yang berpotensi menjauhkan kita dari Tuhan tidak kita lihat. Tidak heran ketika kita hanya diberi satu kesempatan untuk meminta sesuatu, kita pun akan bingung menentukan pilihan.

Mari kita lihat Markus 10:46-52 mengenai Yesus menyembuhkan Bartimeus. Pada suatu kali ketika Yesus dan murid-muridNya tiba di Yerikho, kehadiran mereka pun segera disambut oleh banyak orang. Termasuklah di dalamnya seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang waktu itu duduk di pinggir jalan. (ay 46). Mendengar bahwa yang datang adalah Yesus, ia pun segera berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay 47). Aduh, seorang pengemis, buta pula, malah berani-beraninya memanggil Yesus? Itu tampaknya yang dipikirkan orang-orang disana. Bartimeus pun ditegur. Tapi semakin ditegur, semakin keras pula teriakannya. "Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay 48). Dan Yesus mendengarnya! Lalu ia pun diminta untuk mendatangi Yesus. Lalu terjadilah percakapan antara Yesus dan Bartimeus. "Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (ay 51). Yesus memberikan kesempatan kepada Bartimeus untuk meminta. Jika kita ada di pihak Bartimeus, apa yang akan kita katakan? Mungkin saja kita akan segera meminta berbagai hal kepada Yesus, mumpung kesempatan ada. Bartimeus sudah lama meminta-minta, itu artinya ia miskin, disamping matanya buta. Mungkin jika kita menjadi Bartimeus, kita akan sekaligus minta pekerjaan, atau harta, rumah dan sebagainya disamping mata yang bisa melihat. Tapi Bartimeus tahu benar apa yang ia perlukan. Yang ia perlukan hanyalah kemampuan untuk dapat melihat. Begitu ia bisa melihat, ia tahu bahwa ia bisa berusaha. Yang menjadi kendala selama ini adalah kebutaan matanya. Ia tidak perlu meminta apa-apa lagi, karena ia tahu dengan sepasang mata yang mampu melihat, ia akan mampu berbuat sesuatu untuk bisa hidup layak. "Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (ay 52a). Dan seketika itu juga Bartimeus pun bisa melihat dan segera mengikuti Yesus.

Kita bisa belajar dari Bartimeus yang tahu apa yang harus ia minta. Firman Tuhan berkata: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Ya, minta, cari dan ketuk. Tapi mari kita lihat ayat selanjutnya. "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?" (ay 9-10). Meminta roti, maka akan mendapat roti dan bukan batu. Meminta ikan, maka akan mendapat ikan dan bukan ular. Dari rangkaian ayat-ayat dalam Matius 7 ini kita bisa melihat bahwa agar mendapat jawaban atas doa kita, kita harus meminta dengan kesungguhan hati dan tahu dengan jelas apa yang kita butuhkan. Selain itu, jangan lupa pula bahwa kita harus meminta dengan kepercayaan, karena "apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22). Ini syarat penting agar permintaan kita dikabulkan. Dan Bartimeus melakukan itu semua. Tidak heran jika Yesus tidak hanya menyembuhkan matanya tapi justru berkata "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Adalah iman Bartimeus, yang percaya dan tahu apa yang ia butuhkanlah yang telah menyelamatkannya.

Hari ini Yesus sama siapnya untuk menjawab permintaan kita seperti Dia dahulu kepada Bartimeus. Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah tahu apa yang sesungguhnya perlu kita minta seperti halnya Bartimeus atau kita masih terlalu bingung untuk memiliki segala hal yang mungkin tidak terlalu kita butuhkan atau malah berpotensi untuk membuat kita lupa diri hingga bisa membinasakan kita? Seperti kepada Bartimeus, kita pun butuh Yesus untuk membuka mata kita agar mengetahui apa yang sesungguhnya kita butuhkan. Jika kita tahu apa yang harus kita minta, maka doa kita pun akan seolah mendapat kekuatan baru yang akan langsung mengarah kepada inti persoalan. Oleh karena itu kita harus belajar untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak terlalu perlu dalam daftar permintaan kita, dan menggantinya dengan sesuatu yang sungguh kita butuhkan. Bagi Bartimeus, matanyalah yang menjadi kendala utama untuk bisa berusaha hidup layak. Apa yang menjadi kendala utama anda hari ini? Sudahkah anda mengetahuinya?