PENGUPAHAN GEMBALA YANG ALKITABIAH
DIDALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
Dalam mempelajari tentang pengupahan ini penting kita ketahui bahwa pengupahan adalah sesuatu hal yang terjadi baik itu dalam perjanjian lama maupun dalam perjanjian baru, sebab pengupahan itu ialah hasil dari apa yang telah di kerjakan oleh para Imam.
Permasalahan yang timbul dalam pembahasan ini adalah apakah sistem pengupahan dalam perjanjian lama sama atau berbeda dengan perjanjian baru?
Topik-topik yang di kaji dalam pembahasan ini adalah; pengertian pengupahan secara umum baik itu dalam perjanjian lama, maupun dalam perjanjian baru. Sistem pengupahan dalam perjanjian lama, sistem pengupahan dalam perjanjian baru dan lain sebagainya.
Melalui pembahasan ini, saya punya harapan supaya setiap orang yang membaca dapat mengerti tentang pengupahan baik itu dalam perjanjian lama, maupun dalam perjanjian baru, khususnya bagi pelayan-pelayan TUHAN.
- pengertian pengupahan
Pengupahan adalah sesuatu yang diterima oleh setiap pekerja baik yang bersifat jasmani maupun yang bersifat rohani. Pengupahan dalam hal ini adalah upah yang diterima oleh para pekerja dalam organisasi jemaat, baik dalam jaman perjanjian Lama maupun dalam jaman perjajian baru. Secara umum pengupahan dapat kita pahami yaitu sesuatu yang kita peroleh dari hasil jerihpaya kita. Pengupahan yang berasal dari kata upah yaitu sesuatu yang kita terima setelah melakukan sebuah tanggung jawab. Orang yang berhak mendapatkan upah adalah orang-orang yang berhasil dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah dipercayakan. Pengupahan berarti ada yang memberi dan ada yang bekerja, seorang yang memberi upah disebut pengupah sedangkan orang yang menerima adalah orang yang diupahi/ mendapat. Upah yang kita peroleh sesuai dengan standar yang kita kerjakan, sebagai seorang Imam mendapatkan upah sesuai dengan standar pekerjaan/pelayanan yang dilakukannya. Tidak ada seseorang yang mendapatkan upah tanpa bekerja.
B. PENGUPAHAN DALAM PERJANJIAN LAMA
Dalam Perjanjian Lama ada beberapa pola pemikiran yang muncul dalam hal pemberian upah kepada para pekerja yang dikondisikan dengan bagian masing-masing dalam artian secara umum.
1. Buruh pekerja adalah bagian yang utuh dari kehidupan
Konsep ini muncul dari pandangan yang penuh penghargaan terhadap tanggung jawab kepada keluarga. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan mereka membuat seseorang tersingkir dari masyarakatnya. Setiap anak Yahudi dituntut belajar melakukan pekerjaan manual. Kej 3: 13, 16-19 ayat-ayat itu tidak mengajarkan bahwa kerja itu sendiri kena kutuk atau merupakan hasil dari kutukan. Tetapi yang jauh lebih penting lagi ialah, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menetapkan bahwa kerja itu baik. Dalam kej 2:15, kita membaca, ” Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dan memelihara taman itu”. Upah yang mereka peroleh adalah hasil dari pegolahan sesuai dengan porsi mereka.
2. Setiap orang harus bekerja
Kerja berarti kemuliaan. Kel 34:21 memberikan perintah seperti berikut: “Enam harilah lamanya engkau bekerja tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga. Jadi dalam hal ini setiap pekerja akan bekerja dan mendapatkan upah seperti apa yang telah dikerjakannya. Upah yang mereka peroleh adalah dari hasil pekerjaan mereka dalam bekerja.
3. Setiap pekerja keras pasti mendapatkan kepuasan
Manusia tidak boleh menjauhi kerja, melainkan dipuaskan oleh hasil kerja tangan atau pikirannya. “Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak” (Pkh
4.
Dalam Zaman perjanjian lama juga pengupahan kepada para pekerja-pekerja, imam dengan persembahan buah bungaran atau hasil pertama dari hasil pekerjaan harus menjadi milik Tuhan.
1. Persepuluhan ( Maleakhi
dalam ayat ini bahwa yang dimaksud dengan persembahan persepuluhan adalah sepersepuluh dari pendapatan tahunan, yang dipisahkan untuk persembahan bagi Tuhan. imamat 27:30 Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
- Imamat 27:32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
- Bilangan
- Nehemia
2. Buah bungaran (hasil Pertama)
- Imamat
-Ulangan 18:4 Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan kepadanya.
- Ulg 26:2 maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.
-Ulangan 26:10 Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan TUHAN, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan TUHAN, Allahmu,
3. Persembahan sukarela
- Ulangan
- 1 Tawarikh 29:9 Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.
- 1 Tawarikh 29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
- 1 Tawarikh 29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
- Ezra 1:4 Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem."
- Ezra 2:68 Beberapa kepala kaum keluarga, tatkala datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pembangunan rumah Allah pada tempatnya semula
4.Persembahan Khusus
- Keluaran 25:2 "Katakanlah kepada orang
- Bilangan
- Bilangan 18:8 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Harun: "Sesungguhnya Aku ini telah menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
- Yehezkiel 45:13 Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam efa dari sehomer gandum dan seperenam efa dari sehomer jelai.
-Yehezkiel 45:16 Seluruh penduduk negeri harus mempersembahkan persembahan khusus ini kepada raja di
- Yehezkiel 48:8 Berbatasan dengan wilayah Yehuda, dari perbatasan sebelah timur sampai perbatasan sebelah barat, terdapat persembahan khusus yang harus kamu khususkan, yaitu dua puluh lima ribu hasta lebarnya, dan panjangnya sama dengan panjang satu bagian, yaitu dari perbatasan sebelah timur sampai perbatasan sebelah barat, dan di tengah-tengahnya terdapat tempat kudus.
- Yehezkiel 48:9 Bagian persembahan khusus yang harus kamu khususkan bagi TUHAN, panjangnya dua puluh
C. DALAM PERJANJIAN BARU
Dalam Perjanjian Baru, kerja diasumsikan sebagai cara yang normal bagi kehidupan setiap orang. Tidak satupun dari konsep-konsep Perjanjian Lama dibuang, melainkan justru dikuatkan, dengan penekanan tambahan pada sikap orang yang bersangkutan terhadap kerjanya dan majikannya. Beberapa prinsip kunci yang perlu kita pertimbangkan sehubungan dengan pekerja yang mendapatkan upah dari Perjanjian Baru yakni:
- Perpuluhan (Matius
- Buah bungaran
- Persembahan sukarela
Selain itu ada penambahan-penambahan yang muncul dengan sistem pengaturan dari organisasi jemaat.
Matius
KESIMPULAN
Pengupahan yang dijelaskan dalam perjanjian Lama dan Perjanjian baru adalah pengupahan yang diberikan kepada pekerja-pekerja. Hal ini berbicara tentang para imam-imam dan pekerja-pekerja lainnya yang bekerja untuk Tuhan. Jadi pada hakekatnya adalah pengupahan terjadi karena adanya pekerja-pekerja yang menjalankan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan. Baik dalam perjanjian lama maupun dalam perjanjian baru pengupahan dilakukan kepada orang-orang yang bekerja, bukan kepada orang yang tidak bekerja. Dalam pembahasan diatas kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pengupahan dalam Perjanjian lama berkelanjutan kepada Perjanjian Baru, akan tetapi pengupahan dalam Perjanjian Baru ada penambahan yaitu cara pengelolahan dari jemaat. Akan tetapi unsure-unsur dalam perjanjian Lama tidak dihilangkan.
Relepansinya kita harus menggunakan ola PL
tentang perpuluhan
Dalam mempelajari tentang pengupahan ini penting kita ketahui bahwa pengupahan adalah sesuatu hal yang terjadi baik itu dalam perjanjian lama maupun dalam perjanjian baru, sebab pengupahan itu ialah hasil dari apa yang telah di kerjakan oleh para Imam.
Permasalahan yang timbul dalam pembahasan ini adalah apakah sistem pengupahan dalam perjanjian lama sama atau berbeda dengan perjanjian baru?
Topik-topik yang di kaji dalam pembahasan ini adalah; pengertian pengupahan secara umum baik itu dalam perjanjian lama, maupun dalam perjanjian baru. Sistem pengupahan dalam perjanjian lama, sistem pengupahan dalam perjanjian baru dan lain sebagainya.
Melalui pembahasan ini, saya punya harapan supaya setiap orang yang membaca dapat mengerti tentang pengupahan baik itu dalam perjanjian lama, maupun dalam perjanjian baru, khususnya bagi pelayan-pelayan TUHAN.
- pengertian pengupahan
Pengupahan adalah sesuatu yang diterima oleh setiap pekerja baik yang bersifat jasmani maupun yang bersifat rohani. Pengupahan dalam hal ini adalah upah yang diterima oleh para pekerja dalam organisasi jemaat, baik dalam jaman perjanjian Lama maupun dalam jaman perjajian baru. Secara umum pengupahan dapat kita pahami yaitu sesuatu yang kita peroleh dari hasil jerihpaya kita. Pengupahan yang berasal dari kata upah yaitu sesuatu yang kita terima setelah melakukan sebuah tanggung jawab. Orang yang berhak mendapatkan upah adalah orang-orang yang berhasil dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah dipercayakan. Pengupahan berarti ada yang memberi dan ada yang bekerja, seorang yang memberi upah disebut pengupah sedangkan orang yang menerima adalah orang yang diupahi/ mendapat. Upah yang kita peroleh sesuai dengan standar yang kita kerjakan, sebagai seorang Imam mendapatkan upah sesuai dengan standar pekerjaan/pelayanan yang dilakukannya. Tidak ada seseorang yang mendapatkan upah tanpa bekerja.
B. PENGUPAHAN DALAM PERJANJIAN LAMA
Dalam Perjanjian Lama ada beberapa pola pemikiran yang muncul dalam hal pemberian upah kepada para pekerja yang dikondisikan dengan bagian masing-masing dalam artian secara umum.
1. Buruh pekerja adalah bagian yang utuh dari kehidupan
Konsep ini muncul dari pandangan yang penuh penghargaan terhadap tanggung jawab kepada keluarga. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan mereka membuat seseorang tersingkir dari masyarakatnya. Setiap anak Yahudi dituntut belajar melakukan pekerjaan manual. Kej 3: 13, 16-19 ayat-ayat itu tidak mengajarkan bahwa kerja itu sendiri kena kutuk atau merupakan hasil dari kutukan. Tetapi yang jauh lebih penting lagi ialah, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menetapkan bahwa kerja itu baik. Dalam kej 2:15, kita membaca, ” Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dan memelihara taman itu”. Upah yang mereka peroleh adalah hasil dari pegolahan sesuai dengan porsi mereka.
2. Setiap orang harus bekerja
Kerja berarti kemuliaan. Kel 34:21 memberikan perintah seperti berikut: “Enam harilah lamanya engkau bekerja tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga. Jadi dalam hal ini setiap pekerja akan bekerja dan mendapatkan upah seperti apa yang telah dikerjakannya. Upah yang mereka peroleh adalah dari hasil pekerjaan mereka dalam bekerja.
3. Setiap pekerja keras pasti mendapatkan kepuasan
Manusia tidak boleh menjauhi kerja, melainkan dipuaskan oleh hasil kerja tangan atau pikirannya. “Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak” (Pkh
4.
Dalam Zaman perjanjian lama juga pengupahan kepada para pekerja-pekerja, imam dengan persembahan buah bungaran atau hasil pertama dari hasil pekerjaan harus menjadi milik Tuhan.
1. Persepuluhan ( Maleakhi
dalam ayat ini bahwa yang dimaksud dengan persembahan persepuluhan adalah sepersepuluh dari pendapatan tahunan, yang dipisahkan untuk persembahan bagi Tuhan. imamat 27:30 Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
- Imamat 27:32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
- Bilangan
- Nehemia
2. Buah bungaran (hasil Pertama)
- Imamat
-Ulangan 18:4 Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan kepadanya.
- Ulg 26:2 maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.
-Ulangan 26:10 Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan TUHAN, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan TUHAN, Allahmu,
3. Persembahan sukarela
- Ulangan
- 1 Tawarikh 29:9 Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.
- 1 Tawarikh 29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
- 1 Tawarikh 29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
- Ezra 1:4 Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem."
- Ezra 2:68 Beberapa kepala kaum keluarga, tatkala datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pembangunan rumah Allah pada tempatnya semula
4.Persembahan Khusus
- Keluaran 25:2 "Katakanlah kepada orang
- Bilangan
- Bilangan 18:8 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Harun: "Sesungguhnya Aku ini telah menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
- Yehezkiel 45:13 Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam efa dari sehomer gandum dan seperenam efa dari sehomer jelai.
-Yehezkiel 45:16 Seluruh penduduk negeri harus mempersembahkan persembahan khusus ini kepada raja di
- Yehezkiel 48:8 Berbatasan dengan wilayah Yehuda, dari perbatasan sebelah timur sampai perbatasan sebelah barat, terdapat persembahan khusus yang harus kamu khususkan, yaitu dua puluh lima ribu hasta lebarnya, dan panjangnya sama dengan panjang satu bagian, yaitu dari perbatasan sebelah timur sampai perbatasan sebelah barat, dan di tengah-tengahnya terdapat tempat kudus.
- Yehezkiel 48:9 Bagian persembahan khusus yang harus kamu khususkan bagi TUHAN, panjangnya dua puluh
C. DALAM PERJANJIAN BARU
Dalam Perjanjian Baru, kerja diasumsikan sebagai cara yang normal bagi kehidupan setiap orang. Tidak satupun dari konsep-konsep Perjanjian Lama dibuang, melainkan justru dikuatkan, dengan penekanan tambahan pada sikap orang yang bersangkutan terhadap kerjanya dan majikannya. Beberapa prinsip kunci yang perlu kita pertimbangkan sehubungan dengan pekerja yang mendapatkan upah dari Perjanjian Baru yakni:
- Perpuluhan (Matius
- Buah bungaran
- Persembahan sukarela
Selain itu ada penambahan-penambahan yang muncul dengan sistem pengaturan dari organisasi jemaat.
Matius
KESIMPULAN
Pengupahan yang dijelaskan dalam perjanjian Lama dan Perjanjian baru adalah pengupahan yang diberikan kepada pekerja-pekerja. Hal ini berbicara tentang para imam-imam dan pekerja-pekerja lainnya yang bekerja untuk Tuhan. Jadi pada hakekatnya adalah pengupahan terjadi karena adanya pekerja-pekerja yang menjalankan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan. Baik dalam perjanjian lama maupun dalam perjanjian baru pengupahan dilakukan kepada orang-orang yang bekerja, bukan kepada orang yang tidak bekerja. Dalam pembahasan diatas kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pengupahan dalam Perjanjian lama berkelanjutan kepada Perjanjian Baru, akan tetapi pengupahan dalam Perjanjian Baru ada penambahan yaitu cara pengelolahan dari jemaat. Akan tetapi unsure-unsur dalam perjanjian Lama tidak dihilangkan.
Relepansinya kita harus menggunakan ola PL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar